Rabu, 31 Desember 2008

KOTA BIRU


Aku tunggu kau di sudut senja kota biru
di tep lautan merah berombak kencang
Aku tunggu kau dengan dentuman
dari detak jantungku sendiri

Tak ada lagi kudengar
kicau kemenangan dalam hatiku
layaknya air yang tertumpah dalam bak kamar mandiku
aku benci akan suara
tertahan akan sumpah dan janjiku sendiri.....

aku merajut tali menggantung di leherku
dengan mengambil makanan hati dengan tangn kiriku
aku berharap mata tak lagi memandangku rendah
aku meminta air tak lagi membanjiri lantaiku
dan api membakar atap - atap rumahku

aku menunggumu di sudut senja kota biru
dengan kenanganmu jadi bajuku
dan senyummu jadi tempatku berteduh

aku merangkak menujumu
menyeret luka akan dosaku sendiri
aku membenci darah memerah
aku tak lagi pengagum kesempurnaan
karena tak layak aku tak sempurna

aku menunggumu di sudut senja kota biru
menunggumu membangun rumah dalam hatiku.

Tidak ada komentar: